1. TEORI DASAR PHOTOGRAPHY (FOTOGRAFI)
2. Medium atau kecepatan sedang (ISO 100 - 200). Kelompok ini adalah kelompok kepekaan yang paling banyak digunakan karena itu merupakan kelompok yang paling popular. ISO ini sangat ideal digunakan untuk pemotretan di alam terbuka dalam cuaca terang. Menghasilkan cetakan yang tajam dengan butiran-butirannya yang masih tetap halus. Biasanya ISO ini banyak digunakan untuk pemotretan panorama, perjalanan wisata dan foto-foto dokumentasi keluarga.
Pengertian Fotografi, Fotografi (Photography, Ingrris) berasal
dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan /
lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada
foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan
pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar
dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan
cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk
menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan
merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed).
Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure)
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka
kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO
ISO / ASA :
Iso atau dahulu ASA, dalam dunia fotografi adalah suatu istilah
yang sangat lekat, karena ISO yang merupakan singkatan dari International Standard
Organization menyatakan standar kepekaan sebuah film pada kamera analog dan CCD pada kamera
digital. Fungsinya adalah mengatur sensivitas kamera pada cahaya. Seorang pemotret selain harus menguasai tehnik memotret juga
harus menguasai disiplin ilmu lain yang berkaitan erat dengan pemotretan, satu di antaranya
adalah mengenai karakter ISO yang digunakan dalam pemotretan. Karakter itu bisa mengenai
keunggulan tampilan warna-warnanya yang paling dominan atau juga mengenai kemampuan
menangkap cahaya pada suatu pemotretan.
Dibanding saat awal penemuannya sendiri, pada masa sekarang
sudah jauh lebih baik perkembangannya, khususnya perkembangan kemampuannya dalam
menangkap cahaya yang terus mengalami perbaikan. Bahkan boleh dibilang kemampuan
tersebut kini telah mendekati kesempurnaan. ISO tinggi yang dahulu sangat "ditakuti" oleh pemotret
karena akan membuat butiran-butiran pada fotonya kasar bila dicetak besar-besar, kini sudah bukan
masalah. Bahkan hasilnya sudah kian mendekati seperti hasil dengan ISO rendah sehingga sering
tak perlu dikawatirkan bila harus mencetak besar-besar. Bilangan ISO sesungguhnya adalah angka yang mengindikasikan
seberapa besar kepekaan film atau CCD pada kamera digital terhadap cahaya. Makin kecil angka
ISO se makin rendah kepekaannya terhadap cahaya, sebaliknya makin tinggi ISO semakin
peka terhadap cahaya. Karena itu memilih dan menentukan ISO untuk memotret menjadi
suatu hal yang sangat penting
serta memerlukan perhitungan yang baik. Pemilihan ISO itu bukan
hanya bisa berdasarkan atas kondisi suatu pencahayaan yang ada tetapi juga memperhitungkan
pencapaian suatu efek tertentu dalam pemotretan dan tujuan melakukan pemotretan. ISO di dalam fotografi analog, semestinya juga digital ada empat
kelompok yang dapat dipilih dan digunakan, yaitu :
1. Slow atau kecepatan lambat (ISO 25 - 64). Dalam kelompok ini
bila digunakan untuk
memotret akan menghasilkan butiran atau permukaan cetakan yang
halus dan berkontras rendah. Biasanya dipilih dan digunakan oleh pemotret profesional untuk
memotret arsitektur atau stilllife, pemotretan benda-benda mati. Memotret menggunakan ISO lambat menjadikan seorang pemotret
selalu membutuhkan kaki tiga kamera sebagai penopang penahan goyang, terlebih bila
menggunakan kombinasi pemakaian diafragma kecil misalnya f:16 atau diafragma f:11, sekalipun itu
juga dilakukannya dalam cahaya yang terang. Karena film kecepatan lambat mempunyai kualitas yang sangat
baik, maka menggunakannya akan memberi keleluasaan dalam mencetak atau melakukan
pembesaran. Hingga sampai ukuran 50x60 cm menghasilkan cetakan yang masih halus tanpa terlihat
kasar butiran-butiran filmnya.
2. Medium atau kecepatan sedang (ISO 100 - 200). Kelompok ini adalah kelompok kepekaan yang paling banyak digunakan karena itu merupakan kelompok yang paling popular. ISO ini sangat ideal digunakan untuk pemotretan di alam terbuka dalam cuaca terang. Menghasilkan cetakan yang tajam dengan butiran-butirannya yang masih tetap halus. Biasanya ISO ini banyak digunakan untuk pemotretan panorama, perjalanan wisata dan foto-foto dokumentasi keluarga.
3. Fast atau cepat. (ISO 400 - 800). Film ini memiliki kemampuan
yang baik untuk mengatasi suatu keadaan dalam pemotretan yang agak kurang cahaya.
Menggunakan film jenis ini akan menghasilkan foto dengan cetakan yang menampakkan butiran agar
kasar. Tetapi dengan menggunakannya memungkinkan memotret benda-benda yang bergerak
cepat dengan baik dan tajam. Pemotret lebih leluasa dalam mengatur penggunaan
diafragma, misalnya bukaan diafragma f:2,8 yang mampu mengaburkan latar belakang. Umumnya
foto-foto yang diambil dengan menggunakan cahaya alami atau natural light akan
memberikan hasil yang lebih baik dan menarik.
4. Ultra fast atau sangat cepat (ISO 1000 - ke atas). Dirancang
untuk mengatasi suatu keadaan pemotretan di mana cahaya yang ada saat pemotretan sangat rendah
atau memotret dengan menggunakan cahaya seadanya. Menghasilkan cetakan dengan
butir-butiran yang tampak kasar, terlebih bila dicetak besar. Namun dalam perkembangannya apakah
cepat atau sangat cepat dapat diperbaiki sehingga mampu menghasilkan mutu yang tak kalah
dengan yang sedang. Dengan ISO ini bukan hanya ditujukan untuk pemotretan yang cahayanya
rendah, tetapi juga untuk pemotretan yang mengandung gerak sangat cepat, sehingga mampu
membekukan gerakan seperti gerakan-gerakan dalam olahraga serta menawarkan sejumlah
pemikiran kreatif dengan sengaja menampilkan efek butiran atau pecahnya sebagai suatu
efek yang dianggap mengandung seni. Namun demikian jika pemotretan dilakukan dengan menggunakan
kamera digital yang nota bene dapat diubah-ubah ISO-nya pada setiap saat dikehendaki, terserah
yang Anda kehendaki. Misalnya pada subjek yang berasal dari suatu peristiwa yang
mengandung banyak gerak, gunakan ISO yang sesuai, dan pilihannya tentu adalah ISO 400
atau lebih agar menghasilkan foto yang mampu merekam gerakan-gerakan cepat dengan baik tanpa
adanya unsur goyang. Menggunakan ISO tinggi juga memungkinkan pemotret lebih leluasa
dalam memilih kecepatan atau bukaan rana. Dan karena itu untuk suksesnya suatu
pemotretan dan hasil yang diinginkan pahami ISO dan pilihlah yang cocok dan
sesuai misi dan tujuan pemotretan.
Istilah Dasar Fotografi Bagi Pemula :
Angle of View
Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.
Aperture
Bukaan diafragma; alat yg mengatur seberapa besar cahaya yang
masuk kedalam kamera di lensa.
Available light cahaya yg ada
AutoFocus
Focus otomatis; focus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg
relatif cepat.(tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan)
Back focus
Focus dibelakang objek
Back light
pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto
Battery Grip
attachment tambahan yang dipasang di base camera...berisi batre
...bisa berupa batre bawaan kamera...atau batre AA (perlu tambahan lagi)..
Blitz/Speedlight/Flash
alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat
untuk memberi pencahayaan ke objek.
Bracketing
Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan
untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
BOKEH
bidang blur/out of focus..hasil dari Depth of Field...
Bounce
Efek pencahayaan terhadap objek foto dari speedlight yang
dipantulkan ke atas/samping/bawah.
Bulb
sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri
sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari
30detik).
CA ato Chromatic Abberation.
Istilah CA ini kalo di fotografi dihubungkan dengan warna biru
ke ungu-unguan di sekitar suatu objek. CA disebabkan oleh lensa yg punya
refractive index yang berbeda di setiap light wavelengths. Semakin complex
design lensa, semakin mungkin CA ini buat terjadi. Bisa diliat dr lensa zoom
dan superzoom atau lensa wide bakal punya CA yg lebih parah drpd lensa prime.
Makanya lensa yang mahal akan pake UD (Ultra low Dispersion)
glass buat mengurangi CA ini. Sedangkan sigma pake elemen lensa yang bernama
APO, Achromatic. Atau ED untuk Nikon.
CCD (si si di)
Charged Coupled Diode. Sensor yang kebanyakan digunakan pada
kamera digital.
CMOS (si mos)
Complementary Metal Oxide Semiconductor. Sirkuit yang sering di
gunakan pada chip elektronik dan juga sensor image(digunakan pada beberapa
kamera canon). Beberapa kamera juga menggunakan CMOS untuk lightmeter
internalnya.
Colourmeter
alat untuk mengukur atau menghitung temperature warna.
Croping
memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.
Depth of Field
lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di
depan kamera, dimana objek yang berada ddlmnya mempunyai ketajaman tertentu.
Exposure
Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang
menentukan pencahayaan objek.
Emulsi Film(SLR)
Lapisan bahan pada film yang peka terhadap cahaya.
Fill in melunakkan bayangan pada objek foto.
Film Media untuk merekam gambar yang terdiri atas sebuah lapisan
tipis yang mengandung emulsi peka diatas lapisan yang fleksibel dan transparan.
--tapi kayaknya hari gini sih jarang banget kita nemu 'film'. yang banyak juga
kamera digital!
Filter terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.
Fish eye lens lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah.
Fluorite bahan yang bisa digunakan untuk menjadi lensa..karena memiliki
karakteristik dispersi cahaya yang sangat rendah (efek pelangi)..jadi digunakan
sebagai elemen Low Dispersion Lens di kebanyakan Lensa Canon Seri L..
Focus kalo dbuku Fisika jaman gw smp/sma namanya titik api , titik
tempat pertemuan cahaya melalui lensa; ketajaman lensa melalui view finder.
Front focus focus di depan objek
Front light pencahayaan dari depan.
Grainy kalo di film : butiran lapisan emulsi film. Butiran dalam film
akan tampak sebagai titik2 dalam hasil cetak foto.
kalo di digital : butiran yg muncul karena menaikkan
sensitifitas cahaya pada sensor.
High key Cara memotret yang mana kebanyakan putih ato bercahaya pada
image.
HOT SHOE
tempat buat connect external blitz (yg ada di atas camera)
ISO
International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan
nama ASA(American Standarts Association) ato DIN (Deutsche Industrie Norm)
merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Lightmeter
alat yang berfungsi untuk mengukur pencahayaan yang diperlukan
untuk pemotretan.
Low-Key
teknik pemotretan yang kebalikan dari High Key sehingga
didominasi oleh warna hitam.
Medium Format Camera
Kamera yang pada prinsipnya sama dengan SLR, cman menggunakan
film yg berbeda, 120mm.(ada beberapa yg menggunakan sistem TLR)
Monopod
Penyangga 1 kaki untuk kamera.
Motordrive(SLR)
alat yang berfungsi untuk menggulung film.
Noise
bintik2 warna yang gak beraturan biasanya gara2 kalo sensor
sebuah kamera digital lagi diset di high ISO.. ini dikarenakan kalo lg high
iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, trus jadinya panas, akhirnya hasil
analog yg diubah ke digital gak sempurna de dan biasanya sensor CCD butuh
listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi
di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data
digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD..
Shutter Speed
pengaturan kecepatan tutup "jendela" kamera dalam
menangkap pencahayaan yang masuk.
Over Exposure
Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan
efek terlalu terang.
Red Eye
Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu kilat.
Reflektor
alat bantu pada pemotretan yang berfungsi memantulkan cahaya.
Self timer
Alat hitung mundur yang tersedia di kamera.
Shadow
bidang gelap (bayangan mah arti di kamusnya..)
Side Light
pencahayaan yang berasal dari samping objek foto
SLR
Single Lens Reflex. Model kamera yang menggunakan cermin putar
untuk memantulkan objek pada view finder. DSLR, digital SLR.
Still Life
pemotretan benda tak bergerak.
Stop
ukuran menaikkan ato menurunkan bukaan aperture atau shutter
speed dari nilai normal.
TLR
Twin Lens Reflex, refleks lensa kembar. Pembidikan dilakukan
secara vertical pada bagian atas lensa dan tidak langsung ke lensa utama.
Tripod
Penyangga 3 kaki untuk kamera.
Under Exposure
Image kurang cahaya.
View Finder
Jendela bidik.
Wide Lens
lensa sudut lebar
Asa
singkatan dari american standar assosiation. Yaitu standar
kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu
umumnya dipakai diwilayah amerika. Kecepatannya diukur secara aritmatis.
Pengertian Exposure :
Exposure tuh apa an sih? Kok kayaknya exposurenya terlalu gelap
yah? Apa gak terlalu OE (Over exposed) tuh poto? Duh, seharusnya exposure saya
harusnya gimana sih?
Nah, exposure itu bisa di golongkan kepada 3 nama yang saling
erat hubungannya, mereka adalah:
§ Aperture
= bukaan diafragma lensa biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6 dan seterusnya
§ Shutter
Speed = bukaan berapa lama film menerima cahaya sewaktu diafragma di buka;
dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan seterusnya (s = seconds, detik)
§ ISO,
Speed of the film = internasional standard untuk sensitifnya film. contoh: ISO
400 lebih sensitif daripada ISO 200, ISO 200 lebih sensitif daripada ISO 100,
dan seterusnya.
1. APERTURE (Diafragma) :
Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya
yang masuk. Ukuran aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin
besar nomer f/ nya semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin
kecil nomer f/ nya, semakin GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya
lensanya tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang
orang di kritik fotografer.net pada bilang "Wahhhh bagus bener DOFnya,
bagus bener pemandangannya!" Nah sekarang ngerti kan kalo Aperture ini
adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas wilayah ketajaman di dalam
satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling
subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya.
Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
f/2 -> f/2.8 -> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 ->
f/16 -> f/22
Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop
dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3 stop ke f/11. Di katakan turun adalah
jumlah cahaya yang masuk melalui diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena
itu di katakan turun.
2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa)
Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya
yang masuk kan? Nah kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk
ke film. Contohnya: shutter speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih
lama ya kan? kalo shutter speed 1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya
yang masuk cuman sekilat aja. Gampang kan?
Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
1/8 -> 1/15-> 1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250
->1/500 ->1/1000 (dalam detik)
3. ISO, Speed of Film
Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kumbang yang bekerja di
dalam camera anda. Kalo di camera saya saya set ke ISO 400 berarti saya
mempunyai 400 kumbang yang bekerja, jika anda set camera anda ke ISO 100 berarti
anda cuman punya 100 kumbang untuk bekerja di dalam kamera anda.
Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah:
100 ->200 ->400-> 800 ->1600
ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih
sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi hasil potonya mungkin agak grainy
(seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan anda
kapan harus kompensasi demikian.
0 komentar:
Posting Komentar